nyambung lagi sob,. udah lama g posting di blog saya
sedikit saya kasih tentang makalah kesehatan lingkungan, maaf sebelumnya saya cuma bisa post makalah tentang kesling, ya emang saya lagi kul di kesling poltekkes banjarmasin,.
ok langsung aj.....monggooo
pertama saya akan post tentang fisika lingkungan
LAPORAN
PRAKTIKUM
FISIKA
LINGKUNGAN
Disusun
Oleh :
Ariyanto
Kusuma
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan
Banjarmasin
Jurusan Kesehatan
Lingkungan
2011
PENGUKURAN CAHAYA
1.
Pengertian
dan Satuan Cahaya
1.1.
Pengertian
Cahaya
Cahaya
adalah energi
berbentuk gelombang
elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang
sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,
cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang
kasat mata
maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
1.2.
Satuan
Cahaya
·
Candela (cd)
Unit intensitas cahaya dari sumber cahaya dalam arah tertentu.. Juga disebut candle.
Secara teknis, intensitas radiasi dalam arah tegak lurus dari permukaan meter 1 / 600000 persegi tubuh hitam pada suhu pemadatan platinum di bawah tekanan 101.325 newton per meter persegi.
Unit intensitas cahaya dari sumber cahaya dalam arah tertentu.. Juga disebut candle.
Secara teknis, intensitas radiasi dalam arah tegak lurus dari permukaan meter 1 / 600000 persegi tubuh hitam pada suhu pemadatan platinum di bawah tekanan 101.325 newton per meter persegi.
·
Footcandle (fc atau FTC)
Unit intensitas cahaya, diukur dalam lumen per kaki persegi. Kecerahan satu candle pada jarak satu kaki. Sekitar 10,7639 lux.
Unit intensitas cahaya, diukur dalam lumen per kaki persegi. Kecerahan satu candle pada jarak satu kaki. Sekitar 10,7639 lux.
·
Lumen
(lm)
Satuan aliran fluks cahaya atau bercahaya. Output dari lampu buatan dapat diukur dalam lumen.
Satuan aliran fluks cahaya atau bercahaya. Output dari lampu buatan dapat diukur dalam lumen.
·
Lux (lx)
Unit penerangan setara dengan satu lumen per meter persegi. Setara metrik foot-candle (satu lux sama dengan 0,0929 footcandles). Juga disebut candle meter.
Unit penerangan setara dengan satu lumen per meter persegi. Setara metrik foot-candle (satu lux sama dengan 0,0929 footcandles). Juga disebut candle meter.
2. Instrumen Pengukuran Cahaya dan Prinsip Kerja Alat
Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat
penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini
didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini
terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor
tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya
akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi
arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan
pun semakin besar.
Sensor yang
digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk kedalam
jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang
mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias
cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Dari hasil dari pengukuran yang
dilakukan akan ditampilkan pada layar panel.
Berbagai jenis
cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami atapun buatan akan
mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang diukur akan
menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang berbeda pula.
Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan oleh layar
panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap oleh sensor photo
diode.
Pembacaan hasil
pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid Crystal digital) yang format
pembacaannya pun memakai format digital. Format digital sendiri didalam
penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun mempunyai
karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam cairan organic
transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal.
Adapun bagian- bagian dari alat
lux meter adalah sebagai berikut :
Gambar 20.
Lux Meters
Fungsi bagian-
bagian alat ukur :
·
Layar panel : Menampilkan hasil
pengukuran
·
Tombol Off/On : Sebagai tombol
untuk menyalakan atau mematikan alat
·
Tombol Range : Tombol kisaran
ukuran
·
Zero Adjust VR : Sebagai
pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
·
Sensor cahaya : Alat untuk
mengkoreksi/mengukur cahaya.
Adapun
prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :
- Geser tombol ”off/on” kearah On.
- Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux) pada tombol Range.
- Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah yang akan diukur kuat penerangannya.
- Lihat hasil pengukuran pada layar panel.
Apabila dalam
pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada layar panel di
kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca hasil pada layar
panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000 dalam
membaca hasil dikalikan 100 lux.
3. Metode Pengukuran
-
Ambient lighting atau
General Lighting , yaitu pencahayaan seluruh ruang.
Secara teknis ambient lighting artinya total sinar yang datang dari semua arah,
untuk seluruh ruang. Sebuah lampu diletakkan di tengah-tengah ruang hanya salah
satu bagian dari ambient lighting.
Tetapi bila ada
sinar yang datang dari semua tepi plafon, misalnya, terciptalah ambient
lighting. Dalam membuat ambient lighting, sinar haruslah cukup fleksibel
untuk berbagai situasi atau peristiwa yang mungkin terjadi di ruangan.
Tidak mungkin ruang makan selalu romatis.
-
Local lighting, atau pencahayaan lokal. Pencahayaan jenis ini
ditujukan untuk aktivitas sehari-hari. Misalnya: membaca, belajar, memasak,
berdandan dan sebagainya. Pencahayaan dimaksud untuk membuat mata tidak
cepat lelah.
-
Refleksi (atau pemantulan) adalah perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi (medium) asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium.
-
Sudut yang dibentuk antara masing-masing sinar insiden dan sinar refleksi terhadap sumbu normal
adalah sama besar.
4.
Aplikasi dan Hasil
ü Lokasi
Laboratorium Fisika Kimia Kesehatan
Lingkunga Poltekes Kemenkes Banjarmasin
ü Waktu
Rabu, 19 Oktober 2011. Jam 09.00-
selesai
ü Hasil Pengukuran
1. General Lighting
General Lighting = ∑ pantul cahaya
(lux) : titik pantul
= 6986 : 29 titik
= 241 lux
2. Local Lighting = ∑
pantul cahaya (lux) : titik pantul
Meja 1 (3x3 ubin) = 2876 :
16 = 179,75 lux
Meja 2 (3x3 ubin)= 1547 : 15 = 103,13 lux
Meja 3 (3x3 ubin)= 6014 : 10 = 601,4 lux
Meja 4 (3x3 ubin)= 4000 : 7 =571,428 lux
3. Refleksi dinding = cahaya
pantul: cahaya datang x 100%
= 180 : 272 x 100% = 66,17 %
Refleksi lantai = 157
: 296 x 100% = 53,04%
5.
Kesimpulan
Cahaya
adalah energi
berbentuk gelombang
elekromagnetik yang kasat mata
dengan panjang gelombang
sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika,
cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang
kasat mata
maupun yang tidak. Cahaya adalah paket partikel yang disebut foton.
·
Satuan Cahaya terdiri dari Candela
(cd), Footcandle (fc atau FTC), Lumen (lm), Lux (lx)
LAPORAN
PRAKTIKUM PENGUKURAN MASSA JENIS
Rabu, 12 oktober
2011
Kelompok 1
Lokasi praktek:
Lab fisika kesling poltekes kemenkes Banjarmasin
A.
Tujuan
Praktikum
dilakukan dengan tujuan untuk:
1. Mengetahui
berat bahan
2. Mengukur
volume bahan
3. Menghitung
massa jens bahan
B.
Landasan
Teori
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap
satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis
suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis
rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.
Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih
rendah daripada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(misalnya air).
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun
volumenya akan memiliki massa jenis yang sama.
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah
dengan
ρ adalah massa jenis,
1 g/cm3=1000 kg/m3
Massa jenis air murni adalah 1 g/cm3 atau sama
dengan 1000 kg/m3
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai
untuk menghitung, maka massa jenis air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2
menghitung massa jenis, atau yang dinamakan 'Massa Jenis Relatif'
Rumus massa jenis relatif = Massa bahan / Massa air yang
volumenya sama.
Peralatan yang digunakan:
1). Gelas Kimia (beaker)
: berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC.
Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :
·
Untuk mengukur
volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
·
Menampung zat
kimia
·
Memanaskan
cairan
·
Media pemanasan
cairan
2). Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas.
Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi : Untuk mengukur
volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah
tertentu
3). Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan
panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan
tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring
ke dalam corong tersebut.
Fungsi : Untuk menyaring
campuran kimia dengan gravitasi.
4). Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi
bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena
dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum.
Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang
dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah
silika gel.
Fungsi :
·
Tempat
menyimpan sampel yang harus bebas air
·
Mengeringkan
padatan
Cara menggunakannya :
·
Dengan membuka
tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
·
Letakkan sampel
dan tutup kembali dengan cara yang sama.
Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap
air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu
dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC sampai warnanya kembali biru.
5). Oven adalah suatu peralatan
yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk
mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut
organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºC. Tidak semua alat
gelas dapat dikeringkan didalam oven, hanya alat gelas dengan spesifikasi
tertentu saja yang dapat dikeringkan, yaitu alat gelas dengan ketelitian
rendah. Sedangkan untuk alat gelas dengan ketelitian tinggi tidak dapat
dikeringkan dengan oven. Apabila alat gelas dengan ketelitian tinggi tersebut
dimasukkan ke dalam oven, maka alat gelas tersebut akan memuai dan berakibat
ketelitiannya tidak lagi teliti. Biasanya digunakan desikator untuk mengeringkannya.
Cara penggunaan:
Penggunaan
oven tersebut relatif mudah. Namun sebelumnya perlu diketahui fungsi dari
beberapa tombol yang terdapat pada oven tersebut. Tombol POWER adalah tombol
yang digunakan untuk menghidupkan ataupun mematikan oven. Selain itu terdapat
tombol untuk menyalakan atau mematiakn kipas. Knop berwarna biru berfungsi
untuk menaik turunkan kecepatan putaran kipas.
Pada
bagian depan oven terdapat 2 layar yang menunjukkan suhu. Layar PV menunjukkan
suhu alat sedangkan layar SV menunjukkan suhu yang diinginkan. Tombol SET, UP
(panah keatas) dan DOWN (panah kebawah) digunakan untuk mengatur suhu yang
diinginkan.Dapatpula untuk mensetting waktu. Dalam penggunaan oven, setelah
pintu oven dibuka, alat yang ingin dikeringkan dimasukkan kedalam oven dan
pintu ditutup kembali. Setelah itu, tombol POWER ditekan, kipas dinyalakan dan
kecepatan kipas juga diatur. Kemudian set suhu dengan menekan tombol SET. Layar
SV akan menunjukkan suhu yang diinginkan. Tunggu hingga layar PV menunjukkan suhu
yang hampir sama dengan layar SV. Lalu oven dimatikan dengan menekan tombol
POWER. Alat dikeluarkan dari dalam oven.
C.
Alat
dan Bahan
1. Alat
-
Neraca massa /
timbangan analit
-
Gelas ukur
-
Pengering / oven
-
Desicator
-
Lumbang porselen
-
Penjepit
-
Corong
-
Penggaris
2. Bahan
-
Balok
-
Air
-
Minyak
-
Pasir
-
Kerikil
D.
Prosedur
Kerja
Menimbang
bahan/benda dengan neraca massa. Untuk pasir dan sejenisnya harus dalam keadaan
kering absolut. Maka perlu pengeringan dengan suhu 105ºC dalam oven sampai
dengan memperoleh massa yang stabil. Untuk sampah ditimbang apa adanya.
-
Ukur volumenya
masing-masing dengan cara:
-
Volume air, minyak dan
sejenisnya diukur dengan gelas ukur
-
Volume benda padat
beraturan di ukur panjang sisi-sisinya kemudian dihitung volume / isi berdasarkan
rumus bangun
-
Volume benda padat tak
beraturan (seperti: pasir, kerikil dan sejenisnya) di ukur dengan cara (a)
masukkan air dalam gelas ukur dengan volume tertentu (missal: X ml. (b)
masukkan sejumlah pasir / kerikil yang telah ditimbang kedalam gelas ukur,
catat penambahan volume air pada gelas ukur
dimaksud (missal: Y ml). volume pasir / kerikil adalah Y-x cm3
-
Volume sampah ukur
dengan cara memasukkan sampah kedalam takaran. Sampah dipadatkan secara alamiah
dengan cara menjatuhkan takaran sebanyak 3 kali
-
Massa jenis (ρ) benda /
bahan adalah: massa (kg) di bagi volume (m3)
E.
Hasil
dan Analisa
No
|
Benda / Bahan
|
Massa
|
Volume
|
Massa Jenis
|
1
|
Balok
|
213,35 gr
|
282,94cm3
|
0,754
gr/cm3
|
2
|
Air
|
97,05 gr
|
100 ml
|
0,9705 gr/ml
|
3
|
Minyak
|
30,3748 gr
|
35 ml
|
0,87 gr/ml
|
4
|
Pasir
|
71,96 gr
|
30 ml
|
2,3989 gr/ml
|
5
|
Kerikil
|
122,17 gr
|
49 ml
|
2,493 gr/ml
|
1. Pengukuran
balok
Balok di ukur dengan mistar atau
penggaris dengan hasil hitungan:
P = 21,5 cm
l = 4,7 cm
t = 2,8 cm
mencari massa balok dengan
menggunakan neraca massa, massa = 213,35 gr
mencari volume dengan rumus:
V = P x l x t
V = 21,5 cm x 4,7 cm x 2,8 cm
V = 282,94 cm3
Untuk mencari massa jenis balok
dengan rumus:
ρ = m / v
ρ = 213,35 gr / 282,94 cm3
ρ = 0,754 gr/cm3
2. Pengukuran
air
Massa air di ukur dengan menggunakan
timbangn analit dengan hasil, massa = 97,05 gr
Volume air di ukur dengan
menggunakan gelas ukur, V = 100 ml
Massa jenis air di ukur dengan
rumus,
ρ = m / v
ρ = 97,05 gr / 1000 ml
ρ = 0,9705 gr/ml
3. Pengukuran
Minyak
Massa minyak di ukur dengan
menggunakan timbangan analit dengan hasil, massa = 30,3748 gr
Volume di ukur dengan gelas ukur, V
= 35 ml
Massa jenis minyak di ukur dengan
rumus,
ρ = m / v
ρ = 30,3748 gr / 35 ml
ρ = 0,87 gr/ml
4. Pengukuran
pasir
Massa pasir di ukur dengan
menggunakan timbangan analit dengan hasil, massa = 71,96 gr
Volume pasir di ukur dengan
menggunakan gelas ukur yang berisi air 50 ml, kemudian pasir di masukan
sehingga volume bertambah menjadi 80 ml, maka volume pasir,
V pasir = V total – V air
V pasir = 80 ml – 50 ml
V pasir = 30 ml
Massa jenis pasir di ukur dengan
rumus,
ρ = m / v
ρ = 71,96 gr / 30 ml
ρ = 2,398 gr/ml
5. Pengukuran
kerikil
Massa kerikil di ukur dengan
menggunakan timbangan analit dengan hasil, massa = 122,17 gr
Volume kerikil di ukur dengan
menggunakan gelas ukur yang berisi air 100 ml, kemudian kerikil di masukan
sehingga volume bertambah menjadi 149 ml, maka volume kerikil,
V kerikil = V total – V air
V kerikil = 149 ml – 100 ml
V kerikil = 49 ml
Massa jenis pasir di ukur dengan
rumus,
ρ = m / v
ρ = 122,17 gr / 49 ml
ρ = 2,493 gr/ml
F.
Kesimpulan
Dari hasil praktikum kita dapat mengetahui berat
atau massa bahan, mengukur volume bahan, serta menghitung massa jenis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar